Bergerak

NIKMATNYA QIYAMUL LAIL

Anjuran untuk Qiyamul Lail dalam Al Qur’an

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguh-nya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. (QS Adz Dzariyat: 15-17)



(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az Zumar: 9)

Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari*, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS Al Muzammil: 1-4)
* Sembahyang malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. Setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat

Anjuran Rosululloh untuk Qiyamul Lail
”Hendaklah kalian mengerjakan Qiyamul Lail, karena Qiyamul Lail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebab Qiyamul Lail mendekatkan diri kepada Alloh, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (H.R. At Tirmidzi dan Al Hakim sesuai syarat Al Bukhari dan diakui Adz Dzahabi dan Al Baihaqi)
Ketika ditanya tentang amalan yang paling utama, Rosululloh bersabda, ”Lama ketika qiyam (berdiri sholat)” (H.R. Abu Dawud).
”Shalat paling utama setelah sholat wajib ialah Qiyamul Lail” (H.R. Muslim)
”SemogaAlloh merahmati suami yang bangun di malam hari, lalu Qiyamul Lail dan membangunkan istrinya. Jika istrinya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya. Semoga Alloh merahmati istri yang bangun di malam hari, lalu Qiyamul Lail dan membangunkan suaminya untuk Qiyamul Lail. Jika suaminya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya.” (H.R. Abu Dawud)
Bahkan nabi sendiri mengerjakan Qiyamul Lail hingga kakinya bengkak

Setan dan Qiyamul Lail
Rosululloh bersabda: ”Setan mengikat tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan tiga ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan dengan berkata, ’Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah’.” (H.R Al Bukhari, Muslim, An Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad). Tambahan pula setan kencing di telinga orang itu.


Orang yang Tidak Qiyamul Lail

Rosululloh biasa memuji sahabatnya, tapi beliau akan berhenti memuji sahabatnya itu bila tidak Qiyamul Lail, seperti halnya Abdulloh bin Umar, ketika Rosul bersabda, ”Orang terbaik ialah Abdulloh (bin Umar) jika ia Qiyamul Lail.”
Rosul pun mencela orang yang tidak Qiyamul Lail dengan sabdanya, ”Hai Abdulloh, engkau jangan seperti si Fulan. Tadinya ia Qiyamul Lail, lalu tidak Qiyamul Lail lagi.” (H.R. Al Bukhari)

Mengawali Qiyamul Lail dengan Al Qur’an dan Doa

Rosululloh ketika bangun mengusap kantuk dari wajahnya dengan tangan lalu membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imron. Dan dalam banyak riwayat terdapat doa-doa yang beliau baca ketika Qiyamul Lail.
Pentingnya membaca doa itu mengingat waktu malam adalah waktu yang sangat utama. “Sesungguhnya di malam ada suatu saat dan jika orang muslim memint kebaikan di dunia dan akhirat pada saat tersebut, maka permintaannya pasti diberikan kepadanya dan itu terjadi di setiap malam.” (H.R. Muslim)

“Pada setiap malam, Aloh Tabaroka wa Ta’ala turun ke lamgit dunia, ketika malam tinggal tersisa sepertiga terakhir, lalu berfirman, “Siapa yang berdoa kepadaKu, lalu Aku kabulkan doanya? Siapa yang minta kepadaKu, lalu Aku berikan permintaannya? Siapa yang minta ampunan kepadaKu, lalu Aku ampuni ia?” (H.R. Muslim)

Bersiwak

Penggunaan siwak termasuk sunnah yang sering dianjurkan Rosululloh dan beliau sendiri tidak pernah meninggalkannya karena siwak itu membersihkan mulut dan diridhai Alloh.
”Kalaulah tidak khawatir memberatkan umatku, aku perintahkan mereka bersiwak di setiap sholat.” (H.R Al Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, Abu Dawud, An Nasai, dan Imam Ahmad)
”Jika Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam bangun malam untuk sholat Tahajjud, beliau membersihkan (menggosok) gigi dengan siwak.” (HR Al Bukhari dan Muslim)


Waktu Qiyamul Lail
Qiyamul Lail bisa dkerjakan mulai setelah Isya’ hingga sebelum Subuh. Namun ada waktu yang utama, yaitu:
1. Sepertiga malam yang terakhir
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallohu Anhu yang berkata,
“Pada setiap malam, Alloh Tabaroka wa Ta’ala turun ke lamgit dunia, ketika malam tinggal tersisa sepertiga terakhir, lalu berfirman, “Siapa yang berdoa kepadaKu, lalu Aku kabulkan doanya? Siapa yang minta kepadaKu, lalu Aku berikan permintaannya? Siapa yang minta ampunan kepadaKu, lalu Aku ampuni ia?” (H.R. Muslim)
Terkabulnya doa di sepertiga malam terakhir adalah jaminan pasti dan penjaminnya adalah Alloh Subhanahu wa Ta’ala, karena huruf fa’ di kata fa’astajibu lahu, fa’uthiyahu, dan faaghfiru lau, menurut bahasa berarti kata sambung dan bermakna segera.

2. Tidur di separuh malam, Qiyamul Lail di sepertiga malam, dan tidur lagi di seperenam malam
”Sholat yang paling dicintai Alloh ialah sholat Nabi Dawud Alaihis Salam dan puasa yang paling baik ialah puasa Nabi Dawud. Beliau tidur di separuh malam, qiyam (sholat malam) di sepertiganya, dan tidur lagi di seperenamnya.” (H.R. Al Bukhari)
Aishah Radhiyallohu Anha pernah ditanya tentang amal yang paling disuka Rosululloh, lalu Aishah menjawab,”Amal yang berkelanjutan.” Aishah ditanya lagi, ”Kapan Rosululloh Shallallohu wa Sallam bangun tidur?” Aishah menjawab, ”Beliau bangun saat mendengar ayam berkokok.” Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Nashir yang berkata, ”Biasanya ayam berkokok di pertengahan malam.”

3. Qiyamul Lail sesuai dengan kondisi tubuh
”Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam sholat malam, lalu tidur lagi selama waktu yang beliau pakai sholat malam, lalu sholat malam lagi selama waktu yang beliau pakai untuk tidur, lalu tidur lagi selama waktu yang beliau pakai untuk sholat malam hingga sholat Shubuh.” (Diriwayatkan seluruh penulis sunan)

Sholat Malam itu Berapa-berapa Rokaat?
”Sholat malam itu dua-dua.” (H.R Al Bukhari)
”Jika bangun malam untuk sholat malam, Rosululloh Shalallahu Alaihi wa Sallam mengawali sholatnya dengan dua rokaat ringan.” (H.R Muslim)
”Rosululloh Shalallahu Alaihi wa Sallam sholat empat rokaat dan engkau tidak usah bertanya bertanya tentang baik dan lamanya keempat rokaat tersebut, lalu beliau sholat empat rokaat lagi dan engkau tidak perlu bertanya tentang baik dan lamanya keempat rokaat tersebut, lalu beliau sholat tiga rokaat.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Jumlah Total Rokaat Qiyamul Lail
Diriwayatkan dari Aisyah Radiyallohu anha yang berkata, ”Rosululloh Shalallahu alaihi wa Sallam sholat malam sebanyak tiga belas rokaat, itu sudah mencakup sholat Witir dan dua rokaat sholat sunnah sebelum subuh” (H.R Bukhari)
Dalil lain yang menguatkan bahwa sholat malam Rosululloh adalah sebelas rokaat dari Aisyah tentang tata cara sholat malam di bulan Ramadhan, lalu Aisyah menjawab, ”Rosululloh Shalallahu Alaihi wa Sallam sholat tidak lebih dari sebelas rokaat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya.” (Diriwayatkan Al Bukhari)

Sholat Witir
Sholat Witir mempunyai beberapa alternatif
1. satu rokaat
Rasululloh bersabda, ”Sholat malam itu dua-dua. jika engkau khawatir sholat Subuh tiba, sholat Witirlah satu rokaat.” (H.R Bukhari dan Muslim)

2. tiga rokaat
Aisyah berkata, ”Lalu Rosululloh Shalallahu Alaihi wa Sallam sholat tiga rokaat.” (H.R Bukhari)

3. lima rokaat
Diriwayatkan dari Rosululloh Shalallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau sholat witir sebanyak lima rokaat dan beliau hanya duduk di rokaat terakhir (sekali salam)

4. tujuh rokaat
Rosululloh juga sholat witir sebanyak tujuh rokaat. Beliau duduk di rokaat keenam untuk tasyahud pertama dan duduk lagi di rokaat ketujuh untuk tasyahud kedua, lau salam.

5. sembilan rokaat
juga diriwayatkan dari Rosululloh bahwa beliau sholat witir sebanyak sembilan rokaat. beliau duduk di rokaat kedelapan untuk tasyahud pertama dan duduk lagi di rokaat kesembilan untuk tasyahud kedua, lalu salam dan suara salam beliau didengar keluarga beliau.
Rosululloh pernah bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia sholat witir, lalu tidurlah. sedang barang siapa yakin bisa Qiyamul Lail, hendaklah sholat witir di akhir Qiyamul Lailnya, karena bacaan di akhir malam itu dihadiri (para malaikat) dan itulah yang lebih utama.” (H.R Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri Ra, berkata, Rosululloh bersabda, ”Barang siapa tidur tanpa sholat witir, atau lupa, hendaklah ia mengerjakannya pada pagi hari atau jika ingat.” (Diriwayatkan Abu Dawud dengan sanad shahih)

Bacaan di Qiyamul Lail
Bacaan Al Qur’an Rosululloh adalah tartil (pelan-pelan) karena beliau menghayati setiap bacaan yang beliau lafadzkan. terkadang Rosululloh membaca Al Qur’an lama sekali kadang sedang-sedang saja.
Hudzaifah berkata, ”Aku pernah sholat Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam pada suatu malam. beliau memulai Qiyamul Lail dengan surat Al Baqarah. Aku kira Rosululloh akan ruku’ setelah (membaca) ayat keseratus, tiba-tiba beliau meneruskan bacaan. Aku kira Rosululloh akan ruku’ setelah (membaca) surat Al Baqarah, namun beliau malah membaca surat an Nisa’ dan melanjutkannya dengan surat Ali Imron. beliau membaca surat Ali Imron dengan tartil (perlahan) dan jika beliau melewati (membaca) ayat tasbih, beliau bertasbih. jika melewati (membaca) ayat tentang permintaan, beliau meminta. Dan, jika melewati (membaca) ayat minta perlindungan, beliau minta perlindungan.” (HR Muslim)
Hadits lain diriwayatkan Ibnu Abbas Ra, berkata, ”Aku perkirakan (lama) berdirinya Rosululloh Shalallahu Alaihi wa Sallam di setiap rokaat ialah sepanjang bacaan surat Al Muzammil.” (HR Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, Abu Dawud, An Nasai, dan Ibnu Majah)
Aisyah meriwayatkan, ”Pada suatu malam, Rosululloh Shalallahu Alaihi wa Sallam Qiyamul Lail hanya dengan satu ayat.” (HR At Tirmidzi). Juga disebutkan Rosululloh bersabda,
”Jika salah seorang dari kalian sholat dengan manusia (maksudnya menjadi imam), hendaklah ia menyederhanakan sholatnya (tidak lama). jika ia sholat sendirian, silahkan ia sholat lama sesuai dengan keinginannya.” (HR Al Bukhari, Muslim, Ibnu Mjah, Imam Ahmad dan Ad Darimi)
Namun, perlu diingat juga bahwa hendaklah sholat dengan tetap memperhatikan kondisi tubuh.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "NIKMATNYA QIYAMUL LAIL"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top